MAKALAH OMFALOKEL
- Pengertian Omfalokel
Omfalokel adalah penonjolan dari
usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh
peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi
pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum
yang tipis dan transparan (tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan
suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol
keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan.
Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan
tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga abdomen sendiri sangat kecil,
sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila
dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan
bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus
dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam masa
beberapa minggu. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri.
EGC : Jakarta).
- Etiologi
Penyebab pasti terjadinya
omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa faktor resiko atau
faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel diantaranya
adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi asam folat,
hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.
Menurut Glasser (2003) ada beberapa
penyebab omfalokel, yaitu:
1. Faktor
kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,
penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan
kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel
paling sering dijumpai.
2. Defisiensi
asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding abdomen pada
percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas
perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein)
pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi
kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan
adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan
genetik.
3. Polihidramnion,
dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan tersebut harus
dilacak dengan USG.
- Tanda dan Gejala Omfalokel
Omfalokel yaitu hernia umbilikalis
inkomplet terdapat waktu lahir ditutup oleh peritonium, selai Warton dan
selaput amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa gejala, jarang yang mengeluh
nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel
bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil,
mungkin hanya usus yang menonjol, tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa
menonjol melalui lubang tersebut.
- Penyebab Terjadinya Omfalokel
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan
alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan
adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen
melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol
keluar).
Angka kematian tinggi bila
omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi. (Ngastiyah.
Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. Jakarta: EGC, 1997).
Pada 25-40% bayi yang menderita
omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan
kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung.
- Penatalaksanaan Omfalokel
1. Pengobatan
Omfalokel (eksomfalokel) adalah
suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong
peritoneum. Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang pada
pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang keluar
dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus
dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi merkurokrom dan
diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut
sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi
dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan
semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan
tekanan yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan.
2. Penatalaksanaan
prenatal pada ompalokel
Apabila terdiagnosa omphalokel pada
masa prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent pada orang tua tentang
keadaan janin, resiko terhadap ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya
melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir
dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya
dilakukan observasi melalui pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan
cara melahirkan. Selama kehamilan omphalokel mungkin berkurang ukurannya atau
bahkan ruptur sehingga mempengaruhi pronosis.
Oak Sanjai (2002) meyebutkan bahwa
komplikasi dari partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding abdomen
kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan persalinan dan kerusakan
organ abdomen janin termasuk liver. Walaupun demikian, sampai saat ini
persalinan melalui sectio caesar belum ditentukan sebagai metode terpilih pada
janin dengan defek dinding abdomen. Ascraft (1993) menyatakan bahwa beberapa
ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalokel yang besar
atau janin memiliki kelainan konggenital multipel.
3. Penatalaksanan
postnatal (setelah kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi
penatalaksanaan segera setelah lahir
(immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa
operasi atau nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan postoperasi. Secara
umum penatalaksanaan bayi dengan omphalokele dan gastroskisis adalah hampir
sama. Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke suatu pusat yang
memiliki fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan
omphalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh sehingga
lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibanding bayi dengan
gastroskisis.
Konservatif
Dilakukan bila penutupan secara
primer tidak memungkinkan, misalnya pada omfalokel dengan diameter > 5 cm.
Perawatan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bayi
dijaga agar tetap hangat
b. Kantong
ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9%
c. Posisi
penderita miring
d. NGT
diisap tiap 30 menit
4. Penatalaksanaan
nonnoperasi (konservatif)
Penatalaksanaan omfalokel secara
konservatif dilakukan pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang
besar antara volume organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau
eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele atau terdapat
status klinis bayi yang buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi
atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang memiliki hyaline embran
disease atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang lain seperti
gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi herniasi dari seluruh
organ-organ intraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk, sehingga
sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat membahayakan
bayi. Beberapa ahli, walaupun demikian, pernah mencoba melakukan operasi pada
giant omphalocele secara primer dengan modifikasi dan berhasil. Tindakan
nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan dasar merangsang epitelisasi dari
kantong atau selaput. Suatu saat setelah granulasi terbentuk maka dapat
dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang akan
direpair pada waktu kemudian dan setelah status
kardiorespirasi membaik.
Beberapa obat yang biasa digunakan
untuk merangsang epitelisasi adalah 0,25 % merbromin (mercurochrome), 0,25%
silver nitrat, silver sulvadiazine dan povidone iodine (betadine). Obat-obat
tersebut merupakan agen antiseptik yang pada awalnya memacu pembentukan eskar
bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang epitelisasi. Obat tersebut
berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong dengan elastik dressing yang sekaligus secara
perlahan dapat menekan dan menguragi isi kantong.
5. Indikasi
terapi non bedah adalah:
Bayi dengan ompalokel raksasa
(giant omphalocele) dan kelainan penyerta yang mengancam jiwa dimana
penanganannya harus didahulukan daripada omfalokelnya. Neonatus dengan kelainan
yang menimbulkan komplikasi bila dilakukan pembedahan. Bayi dengan kelainan
lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini adalah
kenyataan bahwa organ visera yang mengalami kelainan tidak dapat diperiksa,
sebab itu bahaya yang terjadi akibat kelainan yang tidak terdeteksi dapat
menyebabkan komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat
adhesi antara usus halus dan kantong.
Jika infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah,
kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan tumbuh menutupi kantong,
dengan demikian akan terbentuk hernia ventralis, karena sikatrik yang terbentuk
biasanya tidak sebesar bila dilakukan operasi. Metode ini terdiri dari
pemberian lotion antiseptik secara berulang pada kantong, yang mana setelah
beberapa hari akan terbentuk skar. Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi
pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap karena terjadi epitelialisasi
dari tepi kantong. Penggunaan antiseptik merkuri sebaiknya dihindari
karena bisa menghasilkan blood and tissue levels of mercury well above
minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman adalah alkohol 65% atau 70%
atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal terbentuk,bubuk antiseptik
dapat digunakan. Hernia ventralis memerlukan tindakan kemudian tetapi kadang-kadang
menghilang secara komplet.
6. Penatalaksanaan
dengan operasi
Tujuan mengembalikan organ visera
abdomen ke dalam rongga abdomen dan menutup defek. Dengan adanya kantong yang
intak, tak diperlukan operasi emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan
pelacakan kelainan lain yang mungkin ada dapat dikerjakan. Keberhasilan
penutupan primer tergantung pada ukuran defek serta kelainan lain yang mungkin
ada (misalnya kelainan paru).
Tujuan operasi atau pembedahan
ialah memperoleh lama ketahanan hidup
yang optimal dan menutup defek dengan cara mengurangi herniasi
organ-organ intra abomen, aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama
tinggal di RS yang pendek. Operasi dilakukan setelah tercapai resusitasi dan
status hemodinamik stabil. Operasi dapat bersifat darurat bila terdapat ruptur
kantong dan obstruksi usus.
Blackjack - Casino - JT Hub
BalasHapusBlackjack. Blackjack. 경상북도 출장안마 Welcome! Welcome! Blackjack is the game of luck 고양 출장샵 and the blackjack 충주 출장안마 game is rigged, 광명 출장샵 rigged and rigged. Blackjack. Free Blackjack 창원 출장마사지